DATA WILAYAH KELOLA
No. Tanggal Input Nama Wilayah Kelola Profil Jenis Wilayah Kelola Tahapan  
3291 21-11-2017 Kelompok Tani Mina Bakti
Jawa Barat 
Kab. Bekasi 
Kelompok tani Mina Bakti terdiri dari 38 KK yang mengelola areal IPHPSnya dengan usaha silvofishery Perhutanan Sosial
Hutan Taman Rakyat
Penetapan Hak
3292 21-11-2017 Suaka Ada to Lindu
Sulawesi Tengah 
Kab. Sigi 
Komunitas Masyarakat Adat Lindu (To Lindu), merupakan salah satu suku asli berbahasa Tado yang berada dan mendiami lembah yang di apit oleh pegunungan (bulu) yaitu bulu mampuawa (Nokilalaki) di bagian timur, Bulu Gimba dibagian barat, bulu Langko di bagian utara dan bulu matantimali, to Lindu saat ini tersebar di wilayah desa Puroo, Langko, Tomado, Anca, dan olu. Adapun Populasi to Lindu saat ini diperkirakan lebih dari 4.500 orang atau 86% dari jumlah total penduduk di wilayah ini. Pada awalnya suku Lindu tinggal di hutan pegunungan sekitar danau Lindu, mendiami daerah Sindi Malei, Tiwolu, Pongku dan Wongko Bola, yang memanjang ke arah Tuva ketika air danau masih tinggi. Pada tahun 1897, Nicholas Adriani dan Albert Kruyt (dua orang penginjil tersohor di Poso) berkunjung ke Lindu dan menemukan suku Lindu sudah berdiam di kampung Langko, Anca, Paku, Palili, Luo, Olu dan Wangkodono, di pimpin oleh Totua Ngata yang bernama Lakese sebagai kapala ngata (kepala wilayah) dengan bentuk pemerintahan adat yaitu Jogugu, Kapita, Pabisara, dan Galara. Kemudian pada masa pemerintahan kolonial Belanda masuk pada tahun 1908 kemudian membentuk tiga tempat pemukiman baru desa secara permanen dari 7 pemukiman (pitu ngata) tersebut dengan menggabungkan penduduknya pada 3 desa permanen yaitu Langko, Tomado (genta) dan Anca (kalendu) sebagai cara untuk melokalisir penduduk saat itu sehingga memudahkan pemerintahannya berjalan, dengan membangun rumah tinggal penduduk dan membuka areal persawahan penduduk di sekitar wilayah Langko. Adapun Pitu Ngata yang digabungkan menjadi 3 pemukiman baru yaitu : 1. Penduduk yang bermukim di Langko dan Wongkodono dikumpulkan menjadi satu di Langko. 2. Penduduk yang bermukim di Olu, Luo, Palili dikumpulkan menjadi satu tempat pemukiman di Tomado. 3. Penduduk yang bermukim di Paku Anca, dikumpulkan menjadi satu tempat pemukiman di Anca. Untuk Mengatur tempat pemukiman baru tersebut, Pada tahun 1960 sesuai dengan perkembangan penduduk di kecamatan Kulawi, sebagian penduduk desa Lonca dan Winatu kecamatan Kulawi diresetlemen ke wilayah bagian selatan desa Langko yang disebut Puroo. Atas kebijakan pemerintah kecamatan Kulawi pada waktu itu, sehingga memicu berbagai reaksi keras dari masyarakat Lindu karena merasa integritas wilayahnya terganggu. Masalah yang memicu keadaan pada waktu itu terjadi penembakan hewan kerbau dan sapi secara brutal yang dilakukan oleh Londora Kodu, mantan Tentara KNIL sebagai pejabat kepala kampung Langko, yang ditempatkan oleh pemerintah kecamatan Kulawi yang dijabat oleh Ibrahim Bandu B.A. Akibat masalah tersebut diatas, maka masyarakat 3 desa itu semakin sulit dikendalikan oleh pemerintah kecamatan Kulawi sehingga masyarakat Lindu diembargo perekonomiannya oleh pemerintah kecamatan Kulawi selama 3 bulan. Akibat embargo tersebut, masyarakat Lindu mengeluarkan ancaman untuk bergabung dengan kecamatan Sigi Biromaru. Ancaman masyarakat Lindu ditanggapi dengan serius pemerintah kecamatan Kulawi dengan mencabut kembali sanksi ekonomi tersebut. Setelah keadaan masyarakat Lindu menjadi tenang, mulai saat itu pula desa Puroo terbentuk dan kemudian tetap menjadi satu kesatuan wilayah hukum adat ngata Lindu sehingga jumlah desa-desa di Ngata Lindu menjadi Empat desa terdiri dari : Desa Puroo, Langko, Tomado dan Anca. Selanjutnya dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan ketertiban warga maka kepala desa kemudian menjadi pemerintahan secara negara dibantu oleh lembaga adat totua ngata di Desa tersebut. Hutan Adat Verifikasi Lapangan
3293 21-11-2017 Hutan Adat Lipu Wana Mpoa
Sulawesi Tengah 
Kab. Tojo Una-Una 
Komunitas Tau Taa Wana yang hidup di Lipu Mpoa dan Vananga Bulang telah lama dikorbankan oleh Negara. Tahun 1995, sekitar 5.000 Ha wilayahnya dijadikan areal Transmigrasi (Dataran Bulang). Sebelemnya, sejak tahun 1980-an, 2 HPH yakni PT Palopo Timber dan PT Balantak Rimba Rezeki telah menghancurkan hutan yang berada di wilayah adatnya. Hutan Adat Usulan
3294 26-09-2017 To'jambu
Sulawesi Selatan 
Kota Palopo 
To'jambu merupakan nama komunitas TORA yang berada di Desa Batang Barat Kecamatan Wara Barat Kabupaten Palopo Provinsi Sulawesi Selatan dengan karekteristik bentang alam berupa pegunungan. Desa Batang Barat mengajukan TORA agar masyarakat Desa Batang Barat dapat memanfaatkan lahan negara untuk dapat dikelola oleh masyrakat sendiri sesuai dengan kebutuhan masyrakat. Pengelolaan TORA sendiri dilakukan oleh 54 orang penggarap atau pengelola. Tanah Objek Reforma Agraria Usulan
3295 26-09-2017 Uraso
Sulawesi Selatan 
Kab. Luwu Utara 
Uraso merupakan nama desa yang terletak di kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selata dengan karekteristik bentang alam berupa daratan dan pegunungan. Desa Uraso mengajukan TORA agar masyarakat Desa Uraso dapat memanfaatkan lahan negara yang sebelumnya dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XIV untuk dapat dikelola oleh masyrakat sendiri sesuai dengan kebutuhan masyrakat. Pengelolaan TORA sendiri dilakukan oleh 235 orang penggarap atau pengelola. Tanah Objek Reforma Agraria Usulan
3296 18-09-2017 HUtan Adat Mukim Lamkabeu
Aceh 
Kab. Aceh Besar 
Hutan Adat Usulan
3297 12-09-2017 HUtan Adat Mukim Siem
Aceh 
Kab. Aceh Besar 
Hutan Adat Usulan
3298 12-09-2017 HUtan Adat Pulau Nasi
Aceh 
Kab. Aceh Besar 
Hutan Adat Usulan
3299 12-09-2017 HUtan Adat Mukim Lamteuba
Aceh 
Kab. Aceh Besar 
Hutan Adat Usulan
3300 12-09-2017 HUtan Adat Mukim Lampanah
Aceh 
Kab. Aceh Besar 
Hutan Adat Usulan
Displaying : 3291 - 3300 of 3471 entries, Rows/page: