Pada zaman dahulu desa Marena hanyalah hutan belantara dan menjadi tempat persinggahan oleh para penggembala ternak kerbau dari Kulawi yang ingin pergi ke Gimpu (sekarang dikenal dengan nama desa Gimpu), begitupun sebaliknya. Para pengembala memilih untuk beristirahat dan menginap disitu karena alasan bahwa dulunya kerbau tidak akan mampu jalan lagi jika belum mandi. Tempat tersebut dikenal dengan nama Movuhu yaitu tempat kerbau untuk berkubang atau mandi. Movuhu dalam bahasa Kulawi Oma adalah tempat bergenangnya air. Proses terjadinya denangan air dsebabkan oleh adanya tanggul alami yang berbentuk gunung kecil di sekitar sungai yang menampung sebagian air sungai dan air hujan. Hingga pada suatu hari terjadi bencana alam (banjir) yang merusak tanggul gunung-gunung tersebut. Hingga hanya menyisakan lumpur dan tidak ada lagi genangan air untuk permandian kerbau. Akibat dari bencana banjir dan menyebabkan mengeringnya tempat kubangan atau permandian kerbau tersebut, maka kerbau hanya bisa berkeliaran di tempat tersebut.
Awal mula penamaan desa Marena sebelum dikenal seperti sekarang adalah Morena. Nama morena diambil dari bahasa setempat (bahasa moma ) yang artinya adalah bekas genangan air untuk kubangan atau permandian kerbau dan kemudian hanya menjadi tempat berkeliarannya kerbau.
Untuk lebih memudahkan untuk diinginat dan pengucapannya, maka akhirnya nama Morena diganti dengan Nama Marena hingga sampai saat ini.
Hutan Adat
Penetapan Hak
155
26-06-2018
Hutan Desa Rano B Sulawesi Tengah Kab. Donggala
Perhutanan Sosial Hutan Desa
Pembuatan Draft SK
156
26-06-2018
Hutan Kemasyarakatan Taripa Sulawesi Tengah Kab. Donggala
Perhutanan Sosial Hutan Kemasyarakatan
157
26-06-2018
Hutan Kemasyarakatan Saloya Sulawesi Tengah Kab. Donggala
Perhutanan Sosial Hutan Kemasyarakatan
Pembuatan Draft SK
158
26-06-2018
Hutan Kemasyarakatan Bale Sulawesi Tengah Kab. Donggala
Perhutanan Sosial Hutan Kemasyarakatan
Pembuatan Draft SK
159
26-06-2018
Hutan Kemasyarakatan Sigimpu Sulawesi Tengah Kab. Sigi