Konflik Warga komunitas Rancang Buka dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF)
NUSA TENGGARA TIMUR, KAB. MANGGARAI BARAT
Nomor Kejadian
:
29
Waktu Kejadian
:
01-04-2022
Konflik
:
-
Status Konflik
:
Belum Ditangani
Sektor
:
Pariwisata
Sektor Lain
:
Hutan Produksi,Hutan Lindung
Investasi
:
Rp 0,00
Luas
:
400,00 Ha
Dampak Masyarakat
:
0 Jiwa
Confidentiality
:
Public
KETERLIBATAN
- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF)
- -
- Warga Komunitas Rancang Buka Labuan Bajo
KONTEN
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) menggusur tanah garapan dan rumah warga di Labuan Bajo,Kabupaten Manggarai Barat,Nusa Tenggara Timur ,pada Kamis,21 April 2022.Hal ini dilakukan untuk kelancaran proyek infrastruktur pariwisata di Hutan Bowosie seluas 400 hektar Pelaksana Otorita-Labuan Bajo Flores (BPO-LBF) baru saja mengeluarkan dokumen presentasi master plan pembangunan di kawasan itu pada Maret 2021, di tengah krisis pandemi COVID-19 dan bencana ekologis yang menghantam NTT.Protes publik terhadap alih fungsi hutan Bowosie, sebenarnya sudah sejak lama. Bersamaan dengan gelombang protes atas berbagai kebijakan pembangunan di Taman Nasional Komodo, publik terus protes kehadiran BPO-LBF sejak 2018.
Satu alasan mendasar dibalik gelombang protes publik itu adalah wewenang BPO-LBF mengalih fungsi lahan seluas 400 hektar di kawasan hutan Bowosie-Nggorang-Labuan Bajo untuk membangun apa yang disebut dengan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo-Flores. Puncak dari protes itu ketidaksediaan perwakilan publik menandatangani berita acara konsulitasi publik analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pembangunan dalam hutan Bowosie pada 12 Desember 2019. hutan Bowosie juga jadi sumber mata air bagi Kali Wae Mese yang mengairi persawahan di Nggorang, Merombok, Satar Walang dan Tompong. Persawahan ini satu sentra pangan di Manggarai Barat. Apabila kawasan ini tereksploitasi, berpotensi sangat merusak ekosistem karst sebagai penampung dan penyalur air yang bermanfaat bagi wilayah sekitar.
Kedua, posisi terletak di atas pemukiman (Labuan Bajo dan sekitarnya), kelestarian ekosistem hutan Bowosie jadi sangat penting sebagai pelindung pemukiman dari potensi bencana banjir. Bencana banjir bandang yang baru terjadi di NTT, menunjukkan, sebagian daerah yang menjadi episentrum bencana, tata kelola lingkungan terbukti buruk. Di Sumba, misal, banjir di daerah tertentu terpicu perusakan kawasan hutan sekitar dari aktivitas-aktivitas perusahaan.Untuk konteks Labuan Bajo, pengalaman banjir pada 2019 memberi pelajaran tersendiri bagi publik. Kala itu, beberapa wilayah di sekitar Kota Labuan Bajo, terutama di Desa Gorontalo, terendam banjir. Pembabatan hutan Bowosie akan makin mempersempit wilayah resapan hujan.Sekarang ini, pembangunan infrastruktur pariwisata seperti hotel dan resort makin mempersempit area resapan hujan di sekitar hutan lindung Mbeliling.Ketiga, hutan Bowosie juga tercatat sebagai habitat alami dari sejumlah burung endemik Flores. Didominasi hutan lembab, hutan Bowosie merupakan habitat bagi kehicap Flores (Monarcha sacerdotum), gagak Flores (Corfus florensis) dan serindit Flores (Loriculus flosculus).
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)
LAMPIRAN
--Tidak Ada Lampiran--
NUSA TENGGARA TIMUR, KAB. MANGGARAI BARAT
Nomor Kejadian | : | 29 |
Waktu Kejadian | : | 01-04-2022 |
Konflik | : | - |
Status Konflik | : | Belum Ditangani |
Sektor | : | Pariwisata |
Sektor Lain | : | Hutan Produksi,Hutan Lindung |
Investasi | : | Rp 0,00 |
Luas | : | 400,00 Ha |
Dampak Masyarakat | : | 0 Jiwa |
Confidentiality | : | Public |
KETERLIBATAN
- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF)
- -
- Warga Komunitas Rancang Buka Labuan Bajo
KONTEN
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) menggusur tanah garapan dan rumah warga di Labuan Bajo,Kabupaten Manggarai Barat,Nusa Tenggara Timur ,pada Kamis,21 April 2022.Hal ini dilakukan untuk kelancaran proyek infrastruktur pariwisata di Hutan Bowosie seluas 400 hektar Pelaksana Otorita-Labuan Bajo Flores (BPO-LBF) baru saja mengeluarkan dokumen presentasi master plan pembangunan di kawasan itu pada Maret 2021, di tengah krisis pandemi COVID-19 dan bencana ekologis yang menghantam NTT.Protes publik terhadap alih fungsi hutan Bowosie, sebenarnya sudah sejak lama. Bersamaan dengan gelombang protes atas berbagai kebijakan pembangunan di Taman Nasional Komodo, publik terus protes kehadiran BPO-LBF sejak 2018.
Satu alasan mendasar dibalik gelombang protes publik itu adalah wewenang BPO-LBF mengalih fungsi lahan seluas 400 hektar di kawasan hutan Bowosie-Nggorang-Labuan Bajo untuk membangun apa yang disebut dengan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo-Flores. Puncak dari protes itu ketidaksediaan perwakilan publik menandatangani berita acara konsulitasi publik analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pembangunan dalam hutan Bowosie pada 12 Desember 2019. hutan Bowosie juga jadi sumber mata air bagi Kali Wae Mese yang mengairi persawahan di Nggorang, Merombok, Satar Walang dan Tompong. Persawahan ini satu sentra pangan di Manggarai Barat. Apabila kawasan ini tereksploitasi, berpotensi sangat merusak ekosistem karst sebagai penampung dan penyalur air yang bermanfaat bagi wilayah sekitar.
Kedua, posisi terletak di atas pemukiman (Labuan Bajo dan sekitarnya), kelestarian ekosistem hutan Bowosie jadi sangat penting sebagai pelindung pemukiman dari potensi bencana banjir. Bencana banjir bandang yang baru terjadi di NTT, menunjukkan, sebagian daerah yang menjadi episentrum bencana, tata kelola lingkungan terbukti buruk. Di Sumba, misal, banjir di daerah tertentu terpicu perusakan kawasan hutan sekitar dari aktivitas-aktivitas perusahaan.Untuk konteks Labuan Bajo, pengalaman banjir pada 2019 memberi pelajaran tersendiri bagi publik. Kala itu, beberapa wilayah di sekitar Kota Labuan Bajo, terutama di Desa Gorontalo, terendam banjir. Pembabatan hutan Bowosie akan makin mempersempit wilayah resapan hujan.Sekarang ini, pembangunan infrastruktur pariwisata seperti hotel dan resort makin mempersempit area resapan hujan di sekitar hutan lindung Mbeliling.Ketiga, hutan Bowosie juga tercatat sebagai habitat alami dari sejumlah burung endemik Flores. Didominasi hutan lembab, hutan Bowosie merupakan habitat bagi kehicap Flores (Monarcha sacerdotum), gagak Flores (Corfus florensis) dan serindit Flores (Loriculus flosculus).
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)
LAMPIRAN
--Tidak Ada Lampiran-- |