DATA DETIL
Konflik Akibat Pencemaran Perusahaan Sawit PT. Incasi Raya Sodetan POM di Nagari Inderapura Barat

 SUMATERA BARAT, KAB. PESISIR SELATAN

Nomor Kejadian :  11_IM_Huma
Waktu Kejadian :  13-12-2012
Konflik :  Perkebunan Kelapa Sawit
Status Konflik :  Dalam ProsesMediasi
Sektor :  Perkebunan
Sektor Lain  :  
Luas  :  0,00 Ha
Dampak Masyarakat  :  0 Jiwa
Confidentiality  :  Public

KETERLIBATAN

  • PT. Incasi Raya Sodetan POM
  • Masyarakat Pencari Lokan Inderapura

KONTEN

Nagari Inderapura Barat memiliki luas wilayah 252 H dengan jumlah penduduk 1. 617 Jiwa . Dengan jumlah KK 438 Masyarakat Inderapura Barat bermata pencharian sebagai petani, buruh pabrik, pencari lokan, pegawai negeri dan pegawai swasta. Pendidikan masyarakat rata-rata tamatan SLTP . Dalam struktur adat masyarakat Inderapura dikenal Ninik Mamak PanguluRangkayo Nan DuoPuluah, kata Nan DuoPuluah Tadi diambil dari sifat nan duopuluah. Rangkayo Nan DuoPuluah tadi terdiri dari 6 (enam) di hulu, 6 (enam) di hilir dan 8 (delapan) di tengah, hal ini juga akan mempengaruhi tugas serta fungsi dari Ninik Mamak Nan Duo Puluh tadi.
Konflik masyarakat Tanjuang Batang Kapas Kenagarian Inderapuro barat berawal pada buruknya pengelolaan aktifitas perusahaan kelapa sawit yang dikelola oleh PT. Incasi Raya Sodetan POM (Lahan perkebunan dengan izin No. 660/332/Kpts/BPT-PS/2010). Perusahaan diduga telah melakukan pembuangan limbah di aliran sungai. Akibatnya perekonomian masyarakat terganggu dengan banyak ditemukannya lokan-lokan mati dan kualitas air sungai yang semakin memburuk. Sungai berwarna hitam kecoklat-coklatan, berbau busuk dan gatal-gatal saat digunakan untuk mandi. Memanfaatkan sungai dan berprofesi sebagai penyelam lokan (pencari lokan) dahulunya mampu menopang kebutuhan ekonomi masyarakat Inderapura. Lokan-lokan yang mereka dapatkan dijual atau dipasarkan ke Painan, Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Bengkulu dan berbagai tempat lainnya. Bekerja sebagai pencari lokan, setidaknya mampu memperoleh penghasilan perharinya sekitar 200-300 ribu atau setara dengan 2000-3000 buah lokan yang didapatkan disungai. Aktifitas mencari lokan ini sudah dilakukan masyarakat secara turun-temurun sampai saat ini, atau jauh sebelum perusahaan hadir di Inderapuro Barat. Pada mulanya perusahaan melakukan pembuangan limbah langsung ke laut, dialiri dengan pipa berukuran ± 12 inch. Saat ini perusahan juga melakukan pembuangan dialiran sungai melalui parit-parit perkebunan yang mengalir lurus kearah sungai. Hadirnya PT. Incasi Raya ternyata berdampak buruk bagi mata pencaharian masyarakat setempat yang berprofesi sebagai pencari lokan. Lokan-lokan mati, ikan-ikan mati, air sungai berbau busuk, warna air coklat kehitam-hitaman dan kualitas air yang buruk mengakibatkan gatal-gatal, dugaan penyebabnya adalah aktifitas perusahaan yang telah membuang limbah ke aliran sungai. Dahulunya hal ini sudah diatur dalam kesepakatan bersama masyarakat yang termuat dalam MoU antara masyarakat dan perusahaan bahwa perusahaan dilarang melakukan pembuangan limbah di aliran sungai. Setidaknya tercemarnya Sungai Batang Muaro Sakai dan Sungai Air Uba akibat aktifitas perusahaan tersebut. Kualitas sungai yang sudah tidak “sehat” mengakibatkan penurunan drastis pada penghasilan masyarakat. Dengan keadaan seperti ini masyarakat kesulitan menemukan lokan-lokan, kalau pun dijumpai hanya yang ditemui lokan-lokan mati, lokan-lokan kecil. Hal ini menyebabkan masyarakat harus berpindah-pindah lokasi penyelaman dan terkadang hanya dapat mengumpulkan sekitar 500 buah lokan perharinya dan berpenghasilan sekitar 50 ribu/hari. Kemudian akibat tercemarnya sungai menyebabkan masyarakat pencari lokan mengalami gatal-gatal dan menimbulkan penyakit kulit. Setidaknya sudah banyak dari masyarakat pencari lokan mengalami gatal-gatal dan penyakit kulit saat menyelam dan mencari lokan disungai. Masyarakat telah berupaya mengkomunikasikannya dengan pihak perusahaan terkait dengan pencemaran tersebut akan tetapi tidak direspon. Kemudian masyrakat juga sudah melaporkannya kepihak Pemerintah Nagari akan tetapi juga tidak mendapat tanggapan. Dengan tekad yang kuat masyarakat akhirnya megadukan hal ini ke Walhi dengan melayangkan surat ke kantor Walhi Sumbar yang berada di Padang. Dari surat tersebut tim turun dan melakukan investigasi untuk memastikan pengaduan masyarakat. Di lapangan tim menemukan fakta-fakta yang sesuai dengan pengaduan masyarakat. Tidak berhenti disitu masyarakat juga mendatangi kantor DPR Provinsi dan ditanggapi dengan baik oleh DPR.


Data Humawin

LAMPIRAN

--Tidak Ada Lampiran--